Pengantar bisnis informatika
Tugas softskill tentang sumber daya manusia dan organisasi
Tugas softskill tentang sumber daya manusia dan organisasi
Nama Kelompok : Angga
Festiyan Ramadhan 50416846
Ramadhani Rezky
Khaira Yuhari 53416884
Kelas
: 4IA14
Fakultas/Jurusan :
Teknologi Industri / Teknik Informatika
Sumber daya manusia dan organisasi
Struktur Organisasi Fungsional
Struktur Organisasi Fungsional
Pengertian dan
Bentuk-bentuk Struktur Organisasi – Pengorganisasian
merupakan salah satu fungsi dasar dalam manajemen untuk mencapai sasaran yang
ditetapkan oleh Organisasi. Pengorganisasian ini berkaitan dengan pengelompokan
kegiatan, pengaturan orang maupun sumber daya lainnya dan mendelegasikannya
kepada individu ataupun unit tertentu untuk menjalankannya sehingga diperlukan
penyusunan struktur organisasi yang memperjelas fungsi-fungsi setiap bagian dan
sifat hubungan antara bagian-bagian tersebut. Bentuk-bentuk Struktur Organisasi Bentuk-bentuk Struktur Organisasi yang
sering digunakan dalam organisasi pada umumnya terdiri dari 3 bentuk, yaitu
Struktur Organisasi Fungsional, Struktur Organisasi Divisional (berdasarkan
Produk/Pasar) dan Struktur Organisasi Matriks.
Struktur Organisasi Fungsional (Functional
Structure Organization) merupakan Struktur Organisasi yang paling umum
digunakan oleh suatu organisasi. Pembagian kerja dalam bentuk Struktur
Organisasi Fungsional ini dilakukan berdasarkan fungsi manajemennya seperti
Keuangan, Produksi, Pemasaran dan Sumber daya Manusia. Karyawan-karyawan yang
memiliki keterampilan (skill) dan tugas yang sama akan dikelompokan bersama
kedalam satu unit kerja. Struktur Organisasi ini tepat untuk diterapkan pada
Organisasi atau Perusahaan yang hanya menghasilkan beberapa jenis produk maupun
layanan. Struktur organisasi bentuk ini dapat menekan biaya operasional namun
mengalami kesulitan dalam berkomunikasi antar unit kerja.
Struktur Organisasi Divisional
Struktur Organisasi Divisional (Divisional Structure Organization) adalah Struktur Organisasi yang dikelompokkan berdasarkan kesamaan produk, layanan, pasar dan letak geografis. Organisasi bentuk Divisional ini biasanya diterapkan di perusahaan yang berskala menengah keatas,hal ini dikarenakan biaya operasional akan lebih tinggi jika dibandingkan dengan bentuk Organisasi Fungsional.
Struktur Organisasi Divisional (Divisional Structure Organization) adalah Struktur Organisasi yang dikelompokkan berdasarkan kesamaan produk, layanan, pasar dan letak geografis. Organisasi bentuk Divisional ini biasanya diterapkan di perusahaan yang berskala menengah keatas,hal ini dikarenakan biaya operasional akan lebih tinggi jika dibandingkan dengan bentuk Organisasi Fungsional.
Struktur Organisasi Matriks
Struktur Organisasi Matriks (Matrix Structure Organization) merupakan kombinasi dari Struktur Organisasi Fungsional dan Struktur Organisasi Divisional dengan tujuan untuk menutupi kekurangan-kekurangan yang terdapat pada kedua bentuk Struktur Orgnisasi tersebut. Struktur Organisasi Matriks ini sering juga disebut dengan Struktur Organisasi Proyek karena karyawan yang berada di unit kerja fungsional juga harus mengerjakan kegiatan atau tugas proyek-proyek organisasi yang ditugaskan kepadanya. Struktur Organisasi Matriks ini mengakibatkan terjadinya multi komando dimana seorang karyawan diharuskan untuk melapor kepada dua pimpinan yaitu pimpinan di unit kerja Fungsional dan pimpinan proyek. Struktur Organisasi ini biasanya digunakan oleh perusahaan yang berskala besar atau perusahaan-perusahaan multinasional.
Struktur Organisasi Matriks (Matrix Structure Organization) merupakan kombinasi dari Struktur Organisasi Fungsional dan Struktur Organisasi Divisional dengan tujuan untuk menutupi kekurangan-kekurangan yang terdapat pada kedua bentuk Struktur Orgnisasi tersebut. Struktur Organisasi Matriks ini sering juga disebut dengan Struktur Organisasi Proyek karena karyawan yang berada di unit kerja fungsional juga harus mengerjakan kegiatan atau tugas proyek-proyek organisasi yang ditugaskan kepadanya. Struktur Organisasi Matriks ini mengakibatkan terjadinya multi komando dimana seorang karyawan diharuskan untuk melapor kepada dua pimpinan yaitu pimpinan di unit kerja Fungsional dan pimpinan proyek. Struktur Organisasi ini biasanya digunakan oleh perusahaan yang berskala besar atau perusahaan-perusahaan multinasional.
Deskripsi Jabatan (Job Description)
Tujuan Deskripsi Jabatan (Job Description)
Tujuan utama Deskripsi Jabatan adalah
mengumpulkan data pekerjaan yang berkaitan dengan jabatan yang bersangkutan dan
untuk pengiklanan pengrekrutan karyawan yang berbakat.
Memberikan pandangan yang
jelas mengenai jenis kandidat yang dibutuhkan oleh departemen atau divisi
tertentu untuk melakukan tugas dan pekerjaan tertentu.
Untuk menentukan apa yang
harus disampaikan kepada kandidat tentang pekerjaan apa yang akan diisinya dan
juga apa yang harus dilakukan apabila terpilih menjadi karyawan.
Spesifikasi Jabatan (Job Specification)
Tujuan Spesifikasi Jabatan (Job Specification)
Berdasarkan informasi deskripsi jabatan, spesifikasi jabatan membantu kandidat (pelamar) menganalisis apakah dirinya memenuhi syarat untuk mengisi lowongan pekerjaan tertentu atau tidak.
Spesfikasi Jabatan dapat membantu tim rekrut untuk memahami apakah kandidat yang melamar telah memenuhi tingkat kualifikasi, kualitas, karakteristik syarat-syarat lainnya untuk mengisi jabatan yang dibutuhkan oleh perusahaan.
Spesifikasi Jabatan memberikan informasi rinci tentang tanggung jawab, keterampilan teknis dan fisik yang diinginkan, kemampuan berkomunikasi dan syarat-syarat lainnya yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan tertentu.
Spesifikasi Jabatan membantu memilih kandidat yang paling tepat untuk mengisi jabatan kosong yang dibutuhkan oleh perusahaan.
Deskripsi Jabatan atau Job Description adalah uraian yang mencakup pekerjaan dasar suatu jabatan yang termasuk tugas, wewenang, tanggung jawab dan informasi-informasi penting lainnya yang melekat pada jabatan tersebut. Contoh Informasi-informasi dalam deskripsi jabatan tersebut diantaranya seperti nama Jabatan, lingkungan dan lokasi pekerjaan, informasi pelaporan, ringkasan pekerjaan, sifat pekerjaan, tujuan pekerjaan, tugas-tugas yang harus dilakukan, kondisi kerja, mesin dan peralatan yang akan digunakan serta bahaya dan risiko yang terlibat didalamnya.
Deskripsi Pekerjaan atau Deskripsi Jabatan ini pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu Deskripsi Umum Jabatan dan Deskripsi Spefisik Jabatan. Deskripsi umum jabatan adalah deskripsi jabatan yang digunakan oleh organisasi untuk menemukan informasi dasar tentang pekerjaan atau jabatan tertentu. Meskipun mencakup tugas yang harus dilakukan oleh pekerja, namun dalam deskripsi umum jabatan ini tidak mengandung sub-tugas, standar kinerja dan dasar untuk mengevaluasi suatu pekerjaan serta tidak menentukan paket kompensasinya.
Jenis yang kedua pada Deskripsi Jabatan ini adalah Deskripsi Spesifik Jabatan. Deskripsi Spesifik Jabatan ini memberikan informasi yang detail terhadap apa yang menjadi tanggung jawab jabatan tersebut. Deskripsi spesifik jabatan juga mencakup tugas utama, sub-tugas, fungsi inti serta rincian pada setiap pekerjaannya. Deskripsi spesifik jabatan ini merinci semua pekerjaan yang harus dilakukan oleh karyawan dan cara untuk melakukan pekerjaan tersebut serta standar kinerja yang diinginkan.
Spesifikasi Jabatan (Job Specification) atau juga dikenal dengan spesifikasi karyawan adalah pernyatan tertulis tentang kualifikasi pendidikan, tingkat pengalaman, kualitas khusus, keterampilan fisik, emosional, teknis dan kemampuan komunikasi yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan dan tanggung jawab yang terlibat dalam pekerjaan. Spesifikasi Jabatan ini juga mencakup kesehatan umum, kesehatan mental, kecerdasan, bakat, daya ingat, keterampilan kepemimpinan, kemampuan beradaptasi, kemampuan emosional, flesibilitas, perilaku, kreativitas, etika dan lain sebagainya.
Deskripsi Jabatan dan Spesifikasi Jabatan merupakan dua bagian integral dari Analysis Jabatan. Deskripsi Jabatan dan Spesifikasi Jabatan ini mendefinisikan sebuah pekerjaan secara lengkap serta menuntun pelamar dan tim rekrut untuk menjalani semua proses rekrutmen dan seleksi sehingga perusahaan bisa mendapatkan karyawan yang tepat untuk melakukan pekerjaan atau mengisi jabatan yang dibutuhkan.
Peraturan Sistem Penggajian yang Berlaku di
Indonesia
Sistem Penggajian
Karyawan
Faktor yang
Memengaruhi Besarnya Gaji Karyawan
Peraturan Sistem Penggajian yang Berlaku di
Indonesia
Ada
beberapa aturan pemerintah yang mengatur sistem penggajian karyawan di
Indonesia. Hal ini diberlakukan untuk melindungi segenap warga Negara Indonesia
agar sesuai kelayakan. Dapat kita ketahui bahwa banyak sekali perusahaan asing
yang masuk ke Indonesia. Sehingga harus diatur secara tegas mengenai peraturan
penggajiannya.
Berikut
ini garis besar peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 78 tahun 2015
tentang pengupahan:
- Upah wajib dibayarkan kepada Pekerja/buruh yang bersangkutan (Pasal 17 ayat 1).
- Pengusaha wajib memberikan bukti pembayaran upah yang memuat rincian upah yang diterima oleh pekerja/buruh pada saat upah dibayarkan (pasal 17 ayat 2).
- Pengusaha wajib membayar upah pada waktu yang telah diperjanjikan antara pengusaha dengan pekerja/buruh (pasal 18).
- Pembayaran upah harus dilakukan dengan mata uang rupiah Negara Republik Indonesia (pasal 21).
- Dalam
hal upah dibayarkan melalui bank, maka upah harus sudah dapat diluangkan oleh
pekerja/buruh pada tanggal pembayaran upah yang disepakati kedua belah pihak..
Sistem Penggajian
Karyawan
Dalam
sistem penggajian karyawan, biasanya perusahaan memiliki sistem perhitungan
sendiri dengan menggunakan excel ataupun software yang bisa didapatkan di berbagai
situs online.
Berikut ini akan dijelaskan secara umum sistem penggajian karyawan.
- Bagian
HRD menerima data kehadiran yang sudah valid untuk kemudian diproses dalam
penggajian per orang.
- Menghitung bagian pajak PPh 21 berdasarkan status jabatan maupun status keluarga.
- Kemudian
menerima rekapan revisi perhitungan pajak gaji dari bagian pajak, lalu membuat
slip gaji dan daftar gaji ke seluruh karyawan.
- Di
evaluasi oleh departemen atau divisi keuangan.
- Jika
tidak ada evaluasi atau kesalahan, membuat cek tunai sebesar jumlah gaji
seluruh karyawan lalu menyerahkannya kepada pimpinan perusahaan.
- Cek
tunai/bilyet kemudian ditransfer ke bank mitra untuk kemudian di transfer ke
rekening masing-masing karyawan.
Semua
proses ini dilakukan oleh bagian HRD sebuah perusahaan.
Faktor yang
Memengaruhi Besarnya Gaji Karyawan
Adapun
yang memengaruhi besar kecilnya gaji karyawan antara lain menurut pasal 2 ayat
1 peraturan menteri ketenagakerjaan no. 1 tahun 2017 sebagai berikut :
Golongan
Golongan
Pengelompokan
jabatan berdasarkan nilai atau bobot pekerjaan. Jabatan-jabatan yang tugas
serta tanggungjawabnya relatif sama dapat digabung menjadi satu kelompok
golongan jabatan. Golongan jabatan seorang karyawan akan menentukan besar
kecilnya gaji dan fasilitas yang ia terima dari perusahaan.
Jabatan
Jabatan
Jabatan
bisa dipahami sebagai sekolompok tugas dan pekerjaan dalam organisasi
perusahaan. Jabatan yang berbeda mempunyai risiko tugas yang berbeda pula.
Jabatan ini berkaitan dengan tugas, tanggung jawab, dan tingkat kesulitan yang
berbeda pula. Maka hal ini sangat menentukan besar kecilnya gaji seseorang.
Masa Kerja
Masa Kerja
Masa
kerja adalah lamanya pengalaman melaksanakan pekerjaan tertentu yang
disyaratkan dalam suatu jabatan. Masa kerja berhubungan erat dengan pengalaman.
Semakin berpengalaman, semakin tinggi pula nilai seorang calon karyawan di mata
sebuah perusahaan.
Pendidikan
Pendidikan
Tingkat
pengetahuan yang diperoleh dari jenjang pendidikan formal yang dipersyaratkan
dalam suatu jabatan. Biasanya hampir seluruh perusahaan maupun instansi
mensyaratkan minimal persyaratan tingkat pendidikan seorang karyawan.
Kompetisi
Kompetisi
Kemampuan
kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja sesuai
dengan standar yang dipersyaratkan untuk suatu jabatan. Jika kompetensi
karyawan sesuai dengan jabatan yang diembannya, perusahaan akan diuntungkan,
karena akan berpengaruh pada produktivitas perusahaan.
Referensi
MAKALAH INFORMATION & COMMUNICATION TECHNOLOGY (ICT)
TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM DUNIA EKONOMI BISNIS
Disusun oleh:
Angga Festiyan Ramadhan 50416846
Ramadhani Rezky
Khaira Yuhari
Jurusan Teknik Informatika
Fakultas Teknologi Industri
UNIVERSITAS GUNADARMA
2019
A. . PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Saat ini kita berada pada era Informasi, di mana informasi memegang peranan penting dalam aspek kehidupan. Siapa yang menguasai informasi maka ia yang memiliki peluang lebih dibandingkan yang tidak memiliki. Pemanfaatan informasi yang optimal dapat memberikan ide yang inovatif untuk pengembangan.
Di era modern seperti saat ini, teknologi informasi dan komunikasi mulai memasuki sektor bisnis. Karena keuntungan yang dijanjikan lebih besar. Sehingga mulai bermunculan produk-produk yang dihasilkan oleh teknologi informasi dan komunikasi dalam dunia bisnis.
Faktor bisnis mempengaruhi perkembangan interaksi manusia dan komputer . Produk-produk yang dibuat, baik itu produk perusahaan, kelompok atau perorangan, semakin memudahkan terjadinya interaksi manusia dan komputer.
Jika kita melihat teknologi informasi secara utuh, tentunya tidakk akan terlepas dari aspek ‘’bisnis’’ sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari pengembangan teknologi tersebut. Dalam perkembangannya, teknologi informasi telah menjadi suatu raksasa industri yang dalam menjalankan kegiatannya tidak akan lepas dari tujuan pencarian keuntungan. Kegiatan industry adalah kegiatan melakukan bisnis, yaiyu dengan memperoduksi, mengedarkan , menjual dan membeli produk-produk yang dihasilakan dari perkembangan teknologi tersebut, baik yang berupa barang maupun jasa.
Dalam kaitannya dengan etika, bisnis menjadi topik yang cukup ramai diperdebatkan. Sebagian orang berpendapat bahwa’’ bisnis tetap bisinis’’dengan memfokuskan pada tujuan pencarian keuntungan dan sangat sulit untuk dicampuradukkan dengan etika . sementara pihak menganggap bahwa bisnis perlu dilandasi pertimbangan- pertimbangan yang etis karena di samping mencari keeuntungan juga bertujuan memperjuangkan nillai-nilai yang bersifat manusiawi.
Selanjutnya akan dibahas lebih mendalam mengenai teknologi informasi, pengertian dan kegiatan bisnis, peranan teknologi media massa dalam era komunikasi global, dan cakupan etika bisnis.
2. Rumusan Masalah
Dari makalah yang telah penulis buat, maka dapat disimpulkan mengenai rumusan masalah sebagai berikut.
a. Apa yang dimaksud dengan teknologi informasi?
b. Apa yang dimaksud dengan pengertian dan kegiatan bisnis?
c. Bagaimana peranan teknologi media massa dalam era komunikasi global?
d. Bagaimana etika bisnis?
3. Tujuan Makalah
Dari rumusan masalah yang dibuat, maka penulis dapat menyimpulkan tujuan makalah sebagai berikut.
a. Menjelaskan yang dimaksud dengan teknologi informasi.
b. Menjelaskan yang dimaksud dengan pengertian dan kegiatan bisnis.
c. Menjelaskan peranan teknologi media massa dalam era komunikasi global.
d. Menjelaskan tentang etika bisnis.
B. PEMBAHASAN
1. Pengenalan Teknologi Informasi
a. Bisnis dan Zaman Informasi
Saat ini kita berada pada era Informasi, di mana informasi memegang peranan penting dalam aspek kehidupan. Siapa yang menguasai informasi maka ia yang memiliki peluang lebih dibandingkan yang tidak memiliki. Pemanfaatan informasi yang optimal dapat memberikan ide yang inovatif untuk pengembangan.
Perusahaan-perusahaan harus secara cepat bereaksi terhadap masalah dan kesempatan yang tumbuh dari lingkungn bisnis modern. Lingkungan bisnis modern merujuk pada kombinasi faktor sosial, legal, ekonomi, fisik, dan politik yang mempengaruhi aktivitas bisnis. Lingkungan bisnis pada zaman informasi menimbulkan banyak tekanan terhadap perusahaan. Organisasi bisa saja menanggapi secara reaktif terhadap tekanan yang memang sudah ada, atau proaktif terhadap tekanan-tekanan yang bisa diantisipasi. Tanggapan perusahaan biasanya difasilitasi oleh teknologi informasi, yang dalam artian luas adalah sekumpulan komponen-komponen teknologi individual yang biasanya diorganisasi oleh Sistem Informasi Berbasis Komputer (CBIS). Dalam beberapa kasus, TI adalah satu-satunya solusi untuk menangani tekanan-tekanan bisnis.[1]
b. Pengertian Teknologi Informasi
Menurut Information Technology Association of America (ITAA), teknologi informasi adalah suatu studi, perancangan, pengembangan, implementasi, dukungan atau manajemen sistem informasi berbasis komputer, khususnya aplikasi perangkat lunak dan perangkat keras komputer. TI memanfaatkan komputer elektronik dan perangkat lunak komputer untuk mengubah, menyimpan, melindungi, memproses, mentransmisikan, dan memperoleh informasi secara aman.[2]
c. Perlunya Teknologi Informasi
Teknologi Informasi dewasa ini menjadi hal yang sangat penting karena sudah banyak organisasi yang menerapkan teknologi informasi untuk mendukung kegiatan organisasi. Teknologi informasi diterapkan untuk pengelolaan informasi yang dewasa ini menjadi salah satu bagian penting karena:
1) meningkatnya kompleksitas dari tugas manajemen;
2) pengaruh ekonomi internasional (globalisasi);
3) perlunya waktu tanggap (respon time) yang lebih cepat;
4) tekanan akibat dari persaingan bisnis.
2. Pengertian Dan Kegiatan Bisnis
a. Pengertian bisnis
Berdasarkan kamus bahasa indonesia, pengertian bisnis adalah usaha dagang, usaha komersial dalam dalam dunia perdagangan.
Menurut Hughes dan kapoor, 2001, Bisnis adalah suatu kegiatan usaha individu yang terorganisasi untuk menghasilkan dan menjual barang dan jasa guna mendapatkan keuntungan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.
Dalam pengertian secara luas bisnis sering diartikan sebagai keseluruhan kegiatan usaha yang di jalankan oleh seseorang atau organisasi secara teratur dan terus-menerus, baik berupa kegiatan pengadaan barang-barang atau jasa-jasa maupun fasilitas-fasilitas yang diperjualbelikan, dipertukarkan, atau ditwarkan dengan tujuan mendapatkan keuntungan finansial. Banyak organisasi atau yayasan berbisnis, sedangkan keuntungan yang di dapatnya yaitu daalam bentuk keuntungan sosial, seprti yayasan yang mengurus anak yatim dan semacamnya.[3]
b. Komunikasi Bisnis
Komunikasi bisnis pada umumnya diartikan sebagai korespondensi dan periklanan. Djoko Purwanto, dalam bukunya yang berjudul komunikasi bisnis, mengatakan bahwa “ Komunikasi bisnis aadalah komunikasi yang digunakan dalam bisnis. “ Adapun menurut (Curtis et al, 1988), “ Komunikasi bisnis meliputi pengiriman pesan-pesan di anntara orang, kelompok kecil masyarakat, atau dalam satu lingkungan atau lebih dengan tujuan untuk memengaruhi perilaku didalam suatu organisasi.” Komunikasi bisnis seperti halnya bidang Public Relation, menjadi semakin dibutuhkan oleh suatu organisasi atau perusahaan.
c. Faktor Bisnis
Faktor bisnis mempengaruhi perkembangan interaksi manusia dan komputer . Produk-produk yang dibuat, baik itu produk perusahaan, kelompok atau perorangan, semakin memudahkan terjadinya interaksi manusia dan komputer.
Persaingan bisnis yang semakin hari semakin ketat membuat mereka berlomba untuk merebut hati konsumen dengan produk yang lebih mudah digunakan. Tidak hanya itu, kemajuan teknologi informasi juga member warna pad kehidupan manusia. Sebagai contoh, perusahaan hardware berusaha untuk membuat produk yang memudahkan manusia memenuhi kebutuhannya. Banyak alat elektronik seperti ponsel, PDA, komputer yang semakin hari semakin fleksibel, yang semakin memudahkan manusia berinteraksi dengan mesin (komputer). Hal ini juga memicu perkembangan perangkat lunak yang lain, yang juga semakin memudahkan manusia berinteraksi dengan mesin.
Perkembangan tersebut tentu tidak lepas dari aspek bisnis. Prinsip ekonomi juga berlaku pada interaksi manusia dan komputer. Semakin banyak permintaan pasar, para penyuplai pun akan berusaha untuk memenuhinya.[4]
3. Peranan Teknologi Media Massa dalam Era Komunikasi Global
Teknologi komunikasi sebagaimana teknologi yang lain mempunyai dua sisi. Positif atau negatif. Teknologi itu bisa menghasilkan hal-hal yang bermanfaat, tak bisa juga digunakan secara salah oleh ketidak tahuan atau kesengajaan karenanya pembahasan mengenai era komunikasi global pada saat ini sangat relevan meskipun berbagai seminar dan pembahasan telah banyak dilakukan mengenai masalah ini. Relevan karena masalah-masalah yang dihadapi dan harus diantisipasi dari hari ke hari terus bertambah.
Hal ini tiada lain disebabkaan karena amat cepatnya berkembang teknologi komunikasi sehingga kadangkala amat sulit untuk diikuti. Arah pengembangan teknologi komunikasi semakin jelas menuju pada bertemu 2C, yakni: Computer dan Communication. Komponen communication termasuk di dalamnya satelit dan televisi.
Pada awalnya teknologi computer dan teknologi komunikasi berjalan sendiri-sendiri. Dan ketika kedua komponen ini menjadi datu, terjadilah suatu era yang seakan-akan perkembangannya sudah tidak bisa dibendung lagi.
Di satu sisi dia amat mempermudah hubungan antar manusia sehingga perkembangannya menjadi lebih merata dan cepat, di sisi lain dia menimbulkan dimensi perubahan yang berakibat pada perubahan struktur kelembangan masyarakat dan perilaku serta pandangan budaya.
Era komunikasi global telah diramalkan oleh beberapa futurolog. Pertama-tama adalah Alvin Toffler (1960) dalam bukunya The Third Wave (gelombang ketiga). Alvin Toffler membagi peradaban manusia di dalam tiga gelombang. Gelombang Pertama, era pertanian tradisional (5000 bc – 1600 ac). Gelombang Kedua, era industry (1600 – 1950), yang ketiga era Informasi (1950 – sekarang).[5]
Era pertanian tradisional ditandai oleh penggunaan energy yang bisa diperbaharui (renewable) berupa energy hewan dan manusia. Era industry ditandai oleh penggunaan energi yang tidk bisa diperbaharui (unrenewable) seperti batu-bara, minyak bumi, tenaga nuklir. Pada era industry, tingkat mobilitas dan komunikasi antar manusia berkembang dengan amat cepat. Tapi masih dibatasi oleh jarak dan waktu. Pada era informasi yang berkembang adalah komunikasi pikiran/ gagasan manusia. Penggunaan energy menjadi begitu sangat efesien karena telah diterapkan teknologi komputer. Mobilitas fisik manusia sangat tinggi tapi yang lebih cepat lagi mobilitasnya adalah mobilitas pikiran/ idea antara manusia yang telah melewati dan mengalahkan jarak dan waktu.
Ujung dari era informasi adalah bersatunya teknologi komputer dan teknologi komunikasi yang sekarang kita hadapi dan alami.
Futurolog lain yang terkenal adalah John Naisbitt yang menerbitkan dua buku masing-masing Megatrends (1980) dan The Global Paradox (1990). Dalam Megatrends John Naisbitt meramalkan 10 kecenderungan yang terjadi di era globalisasi, diantaranya berkembangnya ekonomi dunia atau global ekonomi, program-program jangka pendek menjadi program jangka panjang, sentralisasi menjadi desentralisasi, institusional help menjadi self help, hirarki menjadi networking, perkembangan di utara menjadi perkembangan di selatan, demokrasi perwakilan menjadi demokrasi partisipatif.
Dalam bukunya lain lain (The Global Paradox) John Naisbitt secara lebih rinci menggambarkan perkembangan dunia setelah tahun 2000. Dikatakan desentralisasi sudah semakin menguat, sehingga yang tumbuh dan berkembang adalah perusahaan-perusahaan kecil, kelompok-kelompok etnis dan bahasa-bahasa lokal berkembang dan diperjuangkan (kaitkan dengan kecenderungan pengertian bahasa asing menjadi bahasa Indonesia pada tanggal 20 Mei 1995).[6]
Perubahan-perubahan yang diramalkan oleh para futurolog itu merubah pranata-pranata sosial dan sikap hidup berbagai bangsa di dunia. Sebagai ilustrasi sukses pertemuan APEC dimana bertemu negara super power dan Negara berkembang dalam suatu forum dalam satu kesepakatan tidak pernah terbayangkan sebelumnya, khususnya pada era industry beberapa puluh tahun yang lalu.
Perubahan yang mendasar sesungguhnya adalah apa yang oleh Naisbitt dalam bukunya Megatrends telah dibayangkan sebagai perubahan dari institusional help menjadi self help. Artinya fungsi-fungsi kelembagaan telah diambil oleh individu-individu yang menggunakan perangkat teknologi komunikasi untuk saling berhubungan. Kalau sebelumnya individu-individu saling berhubungan melalui lembaga-lembaga apakah itu opereter maupun dalam skala yang lebih luas departemen atau negara, melalui internet dan E-mail individu-individu bisa saling dihubungkan melewati batas wilayah dan Negara. Yang terjadi adalah kontak-kontak bisnis maupun kontak-kontak kepentingan lain secara langsung tanpa hambatan antara satu individu dan individu di negara lain.
Yang menjadi ukuran bukan lagi apakah ia warga negara suatu negara industri atau bukan, dan ataukah ia warga negara satu negara yang lebih demokratis atau tidak. Yang menjadi ukuran adalah tingkat kredibilitas dan tingkat kepentingan dari masing-masing individu. Semakin tinggi kredibilitas dan kepentingan seseorang semakin tinggi pula dorongan untuk saling kontak dan saling berhubungan. Dalam situasi demikian karena sistim ini ternyata amat membantu perkembangan dan pertumbuhan bisnis dan dalam skala besar pembangunan ekonomi, negara-negara melonggarkan peraturan-peraturan dalam bentuk deregulasi sehingga mempermudah masing-masing individu untuk saling berhubungan. Perbahan dan sistim sentralisasi ke desentralisasi dan birokrasi ke privatisasi menjadi ciri dari berbagai kehidupan negara dan kebangsaan sebuah negara sekarang ini.
Kemudahan berkomunikasi didukung oleh teknologi komunikasi fiber optik, teknologi komunikasi tanpa kabel dan digital. Teknologi komunikasi fibe optik memungkinkan dikembangkannya saluran-saluran komunikasi tanpa batas baik signal audio video maupun data. Teknologi tanpa kabel memungkinkan perkembangan penggunaan jasa telephone (yang bisa juga dihubungkan dengan komputer) tanpa harus membangun infrastruktur yang rumit dan mahal. Pengembangan teknologi digital memungkinkan penggunaan saluran-saluran komunikasi lebih efesien dan berlipat ganda.
4. Cakupan Etika Bisnis
Etika bisnis akan memberikan pelajaran kepada para pelaku bisnis bahwa bisnis yang ‘’berhasil’’, tidak hanya bisnis yang menuai keuntungan secara material saja melainkan bisnis yang bergerak dalam koridor etis yang membawa serta tanggung jawab dan memelihara hubungan bauk antarmanusia yang terlibat di dalamnya. Jika disimpulkan, etika bisnis memiliki tujuan yang paling penting yaitu menggigah kesadaran tentang dimensi etis dari kegiatan bisnis dan manajemen. Etika bisnis juga menghalau pencitraan bisnis sebagai kegiatan yang’’kotor’’ penuh muslihat dan dipenuhi oleh orang-orang yang menjalankan usahanya dengan licik.
a. Prinsip-Prinsip Etika Bisnis
Sony Keraf (1991) dalam buku Etika Bisnis: Membangun citra bisnis sebagai profesi luhur, mencatat beberapa hal yang menjadi prinsip dan etika bisnis. Prinsip-prinsip tersebut dituliskan dengan tidak melupakan kekhasan sistem nilai dari masyarakat bisnis yang berkembang. Prinsip-prinsip tersebut antara lain adalah:[7]
1) Prinsip otonomi
2) Prinsip kejujuran
3) Prinsip berbuat baik dan tidak berbuat jahat.
4) Prinsip keadilan
5) Prinsip hormat pada diri sendiri
b. Bisnis Di Bidang Teknologi Informasi
Bisnis di bidang teknologi informasi memiliki tujuan dan format yang sama dengan bisnis-bisnis di bidang lainnya. Yang berbeda hanyalah obyek bisnisnya, yaitu teknologi informasi. Sesuai dengan kegiatan dalam dunia teknologi informasi maka bisnis di bidang ini dapat dibagi menjadi beberapa kategori sebagai berikut:
1) Bisnis di bidang industri perangkat keras.
Bisnis bidang ini merupakan bisnis yang bergerak di bidang rekayasa perangkat-perangkat keras pembentuk computer. Hal ini seperti yang dilakukan produsen-produsen perangkat keras seperti IBM, Compaq, Seagate, Cannon, Hewlet Packard dan lain sebagainya.
2) Bisnis di bidang rekayasa perangkat lunak.
Bisnis ini begerak di bidang rekayasa perangkat lunak atau perangkat lunak computer. Dalam lingkup yang kecil, bisnis ini bisa saja dilakukan oleh individu atau seseorang yang menguasai teknik-teknik rekayasa perangkat lunak. Teknik rekayasa yang dimaksud adalah kegiatan engineering yang meliputi analis, desain, spesifikasi, implementasi, dan validasi untuk menghasilkan produk berupa perangkat lunak yang digunakan untuk memecahkan masalah pada berbagai bidang.
Sedangkan dalam lingkup yang lebih besar, bisnis rekayasa perangkat lunak ini adalah seperti yang dilakukan oleh perusahaan perangkat lunak raksasa Microsoft, Corel Corporation, Adobe dan lain sebagainya yang melahirkan perangkat-perangkat lunak utama dalam operasional computer.
3) Bisnis dibidang distribusi dan penjualan barang
Setelah bisnis di bidang industri menghasilkan suatu produk, dalam hal ini adalah produk computer, maka bagian bisnis ini bertugas menjual dan mendistribusikan produk-produk industri tersebut. Bisnis teknologi informasi di bidang penjualan dilakukan oleh vendor-vendor computer dan tau individu-individu yang melakukan tugas sebaga salesman produk tersebut. Posisi sales dalam bisnis TI memegang peranan penting karena posisi tersebut merupakan ujung tombak keberhasilan industri TI pada umumnya. Seorang sales di bidang TI di samping harus memiliki persyarataan seprti sales pada umumnya- berpenampilan menarik,luwes, komunikatif, mampu berinteraksi dengan baik memiliki killer instinc yang bagus- juga harus memiliki penguasaan yang baik terhadap bidang TI sebagai product knowledge
4) Bisnis di bidang pendidikan teknologi informasi.
Bisnis di bidang pendidikan dilakukan mulai dari lembaga-lembaga kursus computer sampai pada perguruan tinggi di bidang computer. Seiring perkembangan yang pesat di bidang TI, Persaingan bisnis di bidang ini juga cukup ketat. Pendidikan di bidang TI bukan hanya berorientasi pada bagaimana mengoprasikan produk-produk hasil TI, tetapi juga bagaimana menciptakan, memelihara dan mengembangkan produk-produk tersebut.
5) Bisnis di bidang pemeliharaan teknologi informasi.
Banyak pelaku bisnis yang bergerak di bidang pemeliharaan prodik-produk TI. Pemeliharaan tersebut bisa saja dilakukan oleh pengembang melalui divisi technical support-nya atau ada juga yang dilakukan oleh lembaga-lembaga bisnis yang memang memiliki spesialisasi di bidang maintenance dan teknis.
c. Tantangan Umum Bisnis Di Bidang Ti
Berikut di bawah ini adalah beberapa hal yang merupakan tantangan pelaksanaan etika bisnis dalam dunia bisnis teknologi informasi seiring dengan perubahan dan perkembangan yang seiring kali terjadi secara revolusioner:[8]
1) Tantangan inovasi dan perubahan yang cepat.
Mengingat perubahan yang begitu cepat dalam bidang teknologi informasi, sering kali perubahan yang terjadi memberikan’’ tekanan ‘’bagi masyarakat atau perusahaan untuk mengikuti perubahan tersebut. Tidak jarang perusahaan harus melakukan investasi dan menanamkan modal untuk membeli peralatan-peralatan baru demi mengikuti perubahan tersebut. Sebagai contoh, munculnya system operasi Windows XP yang memiliki stabilitas dan keandalan tinggi menuntut upgrading perangkat keras yang dimiliki oleh perusahaan karena sistem operasi tersebut hanya bisa berjalan pada komputer yang memiliki spesifikasi tinggi pula.
Sementara itu, perusahaan yang melakukan investasi sering kali mengalami masalah karena ketidakcocokan antara keahlian tenaga kerja yang dimilikinya dengan yang dibutuhkan teknologi baru tersebut. Perusahaan yang mencoba menolak perubahan teknologi tersebut biasanya mengalami ancaman yang cukup besar sehingga memperkuat alasan untuk melakukan perubahan. Keuntungan ekonomis dari perubahan tersebut seringkali menjadi alasan pembenaran mereka dalam melakukan perubahan.
Untuk mengatasi masalah tersebut, perusahaan mempunyai tanggung jawab yang lebih besar untuk menyediakan lapangan kerja dan menciptakan tenaga kerja yang mampu bekerja dalam masa peralihan. Termasuk dalamnya adalah mendukung, melatih, dan mengadakan sumber daya untuk menjamin orang-orang yang belum bekerja memiliki keahlian dan dapat bersaing untuk menghadapi dan mempercepat perubahan.
2) Tantangan pasar dan pemasaran di era globalisasi
Persaingan yang ketat di era globalisasi tersebut menimbulkan banyak alasan bagi pelaku bisnis di bidang teknologi informasi untuk melakukan konsentrasi industri, misalnya dengan meningkatkan kemampuan saing, memudahkan pemodalan sehingga semboyan ‘’yang terkuat adalah yang menang ‘’ akan berlaku di dalam persaingan tersebut.
Selanjutnya, yang terkuat di dalam persaingan pasar akan menjadi pemegang kunci permainan dan sering kali menimbulkan distori dari tujuan semula dari sebuah pemasaaran. Monopoli adalah contoh yang paling ekstrim dari distorsi dalam pasar tersebut. Penyalahgunaan kekuatan pasar dalam bentuk monopoli merupakan perhatian klasik terhadap bagaimana pasar dan pemasaran dilaksanakan. Di bidang teknologi informasi, hal ini sudah mulai terlihat. Yang paling jelas adalah keberhasilan Miscrosoft dalam menguasai sebagian besar (kalau tidak bisa dikatakan seluruhnya) pemakai perangkat lunak di dunia. Kemampuan perusahaan nomor satu di bidang perangkat lunak tersebut dalam menguasai pasar sering kali menimbulkan pro dan kontrak.
3) Tantangan pergaulan internasional
Sering terjadi bahwa perusahaan internasional mengambil tindakan yang tak dapat diterima secara lokal di suatu negara. Banyak pertanyaan mendasar bagi perusahaan multinasional, seperti kemungkinan masuknya nilai moral budayanya ke budaya masyarakat lain, atau kemungkinan terjadi eksploitasi yang dilakukan perusahaan terhadap lubang-lubang perundang-undangan dalam sebuah negara demi kepentingan mereka.
Dalam praktiknya, perusahaan internasional memengaruhi perkembangan ekonomi sosial masyarakat suatu Negara. Mereka dapat menyukseskan aspirasi Negara atau justru malah menimbulkan frustrasi dengan menghambat tujuan nasional. Hal ini meningkatkan kewajiban bagi perorangan maupun industri untuk melaksanakan aturan kode etik secara internal maupun eksternal.
4) Tantangan pengembangan sikap dan tanggung jawab pribadi.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cepat, memberikan tantangan penegakan nilai-nilai etika dan moral setiap individu guna mengendalikan kemajuan dan penerapan teknologi tersebut bagi kemanusiaan. Dunia bisnis adalah dunia keputusan dan tindakan. Etika bersifat abstrak dan berkenaan dengan persoalan baik dan buruk, sedangkan bisnis adalah konkret dan harus mewujudkan apa yang telah diputuskan. Hakikat moral adalah tidak merugikan orang lain. Artinya, moral senantiasa bersifat positif atau mencari kebaikan. Dengan demikian, sikap dan perbuatan dalam konteks etika bisnis yang dilakukan oleh semua yang terlibat, akan menghasilkan sesuatu yang baik atau positif, bagi yang menjalankannya maupun bagi yang lain. Sikap atau perbuatan seperti itu dengan demikian tidak akan menghasilkan situasi ‘’win-lose’’, melainkan situasi ‘’win-win’’bagi kedua belah pihak.
Sebenarnya, inti etika bisnis yang pantas dikembangkan oleh setiap individu adalah pengendalian. Dalam hal ini, semua perlu menyadari bahwa keuntungan adalah motivasi bisnis. Yang ingin diatur oleh etika bisnis adalah bagaimana memperoleh keuntungan itu. Keuntungan yang dicapai dengan cara curang, tidak adil, dan bertentangan dengan nilai-nilai budaya dan martabat kemanusiaan, tidaklah etis.
5) Tantangan pengembangan sumber daya manusia.
Sebuah institusi bisnis, tidak hanya memiliki uang untuk kepentingan bisnis, tetapi juga sumber daya manusia yang berguna bagi pengembangan bisnis tersebut. Bisnis memiliki manajer yang berkompeten, tenaga keuangan yang profesional, tenaga ahli yang terampil, dan semua saling mendukung demi keberhasilan sebuah bisnis.
d. E-COMMERCE: Era Baru Bisnis TI dan Tantangan
Teknologi informasi melahirkan internet. Perkembangan pemakaian internet yang sangat pesat, salah satunya menghasilkan sebuah model perdagangan elektronik yang disebut electronic commerce (e-commerce).
Secara umum, dapat dikatakan bahwa e-commerce adalah sistem perdagangan yang menggunakan mekanisme elektronik yang ada di dunia perdagangan, di mana kegiatan perdagangan tersebut dilakukan secara elektronik dan online. Pembeli tidak harus datang ke toko dan memilih barang secara langsung, tetapi cukup melakuan browsing di depan komputer untuk melihat daftar barang dagangan secara elektronik. Jika mempunyai keputusan membeli, ia cukup mengisi beberapa form yang disediakan, kemudian mengirimkanya secara online. Pembayaran bisa dilakukan dengan kartu kredit atau transfer bank, dan kemudian pulang ke rumah menunggu barang datang.
Perkembangan e-commerce begitu pesat sehingga sampai saat ini belum ada definisi tunggal tentang sistem ini. Kesulitan menentuan definisi tersebut terjadi karena hampir setiap saat muncul bentuk-bentuk baru dari e-commerce yang sering digunakan adalah definisi dari electronic commerce expert group ( ECEG) Australia sebagai berikut:
Electronic commerce is broad concept that covers any commercial transaction that is effected via electronic means and would include such means as facsimile, telex, EDI, internet, and the telephone.[9]
Dari definisi, di atas dapat diartikan bahwa e-commerce tidak hanya digunakan dalam hal ‘’jual beli’’ saja, tetapi semua jenis transaksi komersial. Memang pada awalnya, sistem perdagangan elektronik ini dilakukan dalam bidang retail seperti misalnya jual beli buku, CD, peralatan elektronik melalui situs-situs toko online dalam word wide web (www). Tetapi pada perkembangannya, e-commerce sudah lebih jauh menjangkau bidang-bidang lain seperti perbankan dan jasa asuransi.
Kehadiran e-commerce diawali munculnya teknologi electronic data interchange (EDI) dan electronic credit card, automated teller machine dan telephone banking yang merupakan bentuk-bentuk e-commerce. E-commerce merupakan bidang multidispliner yang mencakup bidang teknik, multimedia serta bidang-bidang bisnis seperti pemasaraan, pembelian, penjualan, penagihan, pembayaran, dan lain sebagainya.
C. PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa:
a. Menurut Information Technology Association of America (ITAA), teknologi informasi adalah suatu studi, perancangan, pengembangan, implementasi, dukungan atau manajemen sistem informasi berbasis komputer, khususnya aplikasi perangkat lunak dan perangkat keras komputer. TI memanfaatkan komputer elektronik dan perangkat lunak komputer untuk mengubah, menyimpan, melindungi, memproses, mentransmisikan, dan memperoleh informasi secara aman.
b. Persaingan bisnis yang semakin hari semakin ketat membuat mereka berlomba untuk merebut hati konsumen dengan produk yang lebih mudah digunakan. Tidak hanya itu, kemajuan teknologi informasi juga member warna pad kehidupan manusia. Sebagai contoh, perusahaan hardware berusaha untuk membuat produk yang memudahkan manusia memenuhi kebutuhannya. Banyak alat elektronik seperti ponsel, PDA, komputer yang semakin hari semakin fleksibel, yang semakin memudahkan manusia berinteraksi dengan mesin (komputer). Hal ini juga memicu perkembangan perangkat lunak yang lain, yang juga semakin memudahkan manusia berinteraksi dengan mesin.
c. Perubahan yang mendasar sesungguhnya adalah apa yang oleh Naisbitt dalam bukunya Megatrends telah dibayangkan sebagai perubahan dari institusional help menjadi self help. Artinya fungsi-fungsi kelembagaan telah diambil oleh individu-individu yang menggunakan perangkat teknologi komunikasi untuk saling berhubungan. Kalau sebelumnya individu-individu saling berhubungan melalui lembaga-lembaga apakah itu opereter maupun dalam skala yang lebih luas departemen atau negara, melalui internet dan E-mail individu-individu bisa saling dihubungkan melewati batas wilayah dan Negara. Yang terjadi adalah kontak-kontak bisnis maupun kontak-kontak kepentingan lain secara langsung tanpa hambatan antara satu individu dan individu di negara lain.
d. Etika bisnis akan memberikan pelajaran kepada para pelaku bisnis bahwa bisnis yang ‘’berhasil’’, tidak hanya bisnis yang menuai keuntungan secara material saja melainkan bisnis yang bergerak dalam koridor etis yang membawa serta tanggung jawab dan memelihara hubungan bauk antarmanusia yang terlibat di dalamnya. Jika disimpulkan, etika bisnis memiliki tujuan yang paling penting yaitu menggigah kesadaran tentang dimensi etis dari kegiatan bisnis dan manajemen. Etika bisnis juga menghalau pencitraan bisnis sebagai kegiatan yang’’kotor’’ penuh muslihat dan dipenuhi oleh orang-orang yang menjalankan usahanya dengan licik.
2. Saran
Semoga setelah membaca makalah ini, para pembaca bisa mengaplikasikan teknologi informasi dan komunikasi dalam dunia ekonomi bisnis. Peluang bisnis yang sangat besar ini rugi sekali jika tidak dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Karena globalisasi membuat negara-negara saling berlomba untuk menjadi yang terbaik.
DAFTAR PUSTAKA
Ishadi. 1999. Prospek Bisnis Informasi di Indonesia. Cet. I. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar)
Sudarmawan dkk. 2007. Interaksi Manusia dan Komputer. (Yogyakarta: Andi)
Sutarman. 2012. Pengantar Teknologi Informasi. Ed.1. Cet.2. (Jakarta: Bumi Aksara)
Teguh Wahyono. 2006. Etika Komputer dan Tanggung Jawab Profesional di Bidang Teknologi Informasi. (Yogyakarta: Andi Offset)
[1] Sutarman, Pengantar Teknologi Informasi, Ed.1, Cet.2, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h.10
[3] Yeti Sumaryati, Melaksanakan Komunikasi Bisnis, (Bandung: CV Armico, 2010), h.13-15
[4] Sudarmawan dkk, Interaksi Manusia dan Komputer, (Yogyakarta: Andi, 2007), h. 7
[5] Ishadi, Prospek Bisnis Informasi di Indonesia, Cet. I, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999), h.45
[6] Ishadi, Prospek …, h.46
[7] Teguh Wahyono, Etika Komputer dan Tanggung Jawab Profesional di Bidang Teknologi Informasi, (Yogyakarta: CV Andi Offset, 2006), h.156
[8] Teguh Wahyono, Etika …, h.161
[9] Teguh Wahyono, Etika …, h.168
Referensi
MAKALAH INFORMATION & COMMUNICATION TECHNOLOGY (ICT)
TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM DUNIA EKONOMI BISNIS
Disusun oleh:
Angga Festiyan Ramadhan 50416846
Ramadhani Rezky
Khaira Yuhari
Jurusan Teknik Informatika
Fakultas Teknologi Industri
UNIVERSITAS GUNADARMA
2019
A. . PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Saat ini kita berada pada era Informasi, di mana informasi memegang peranan penting dalam aspek kehidupan. Siapa yang menguasai informasi maka ia yang memiliki peluang lebih dibandingkan yang tidak memiliki. Pemanfaatan informasi yang optimal dapat memberikan ide yang inovatif untuk pengembangan.
Di era modern seperti saat ini, teknologi informasi dan komunikasi mulai memasuki sektor bisnis. Karena keuntungan yang dijanjikan lebih besar. Sehingga mulai bermunculan produk-produk yang dihasilkan oleh teknologi informasi dan komunikasi dalam dunia bisnis.
Faktor bisnis mempengaruhi perkembangan interaksi manusia dan komputer . Produk-produk yang dibuat, baik itu produk perusahaan, kelompok atau perorangan, semakin memudahkan terjadinya interaksi manusia dan komputer.
Jika kita melihat teknologi informasi secara utuh, tentunya tidakk akan terlepas dari aspek ‘’bisnis’’ sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari pengembangan teknologi tersebut. Dalam perkembangannya, teknologi informasi telah menjadi suatu raksasa industri yang dalam menjalankan kegiatannya tidak akan lepas dari tujuan pencarian keuntungan. Kegiatan industry adalah kegiatan melakukan bisnis, yaiyu dengan memperoduksi, mengedarkan , menjual dan membeli produk-produk yang dihasilakan dari perkembangan teknologi tersebut, baik yang berupa barang maupun jasa.
Dalam kaitannya dengan etika, bisnis menjadi topik yang cukup ramai diperdebatkan. Sebagian orang berpendapat bahwa’’ bisnis tetap bisinis’’dengan memfokuskan pada tujuan pencarian keuntungan dan sangat sulit untuk dicampuradukkan dengan etika . sementara pihak menganggap bahwa bisnis perlu dilandasi pertimbangan- pertimbangan yang etis karena di samping mencari keeuntungan juga bertujuan memperjuangkan nillai-nilai yang bersifat manusiawi.
Selanjutnya akan dibahas lebih mendalam mengenai teknologi informasi, pengertian dan kegiatan bisnis, peranan teknologi media massa dalam era komunikasi global, dan cakupan etika bisnis.
2. Rumusan Masalah
Dari makalah yang telah penulis buat, maka dapat disimpulkan mengenai rumusan masalah sebagai berikut.
a. Apa yang dimaksud dengan teknologi informasi?
b. Apa yang dimaksud dengan pengertian dan kegiatan bisnis?
c. Bagaimana peranan teknologi media massa dalam era komunikasi global?
d. Bagaimana etika bisnis?
3. Tujuan Makalah
Dari rumusan masalah yang dibuat, maka penulis dapat menyimpulkan tujuan makalah sebagai berikut.
a. Menjelaskan yang dimaksud dengan teknologi informasi.
b. Menjelaskan yang dimaksud dengan pengertian dan kegiatan bisnis.
c. Menjelaskan peranan teknologi media massa dalam era komunikasi global.
d. Menjelaskan tentang etika bisnis.
B. PEMBAHASAN
1. Pengenalan Teknologi Informasi
a. Bisnis dan Zaman Informasi
Saat ini kita berada pada era Informasi, di mana informasi memegang peranan penting dalam aspek kehidupan. Siapa yang menguasai informasi maka ia yang memiliki peluang lebih dibandingkan yang tidak memiliki. Pemanfaatan informasi yang optimal dapat memberikan ide yang inovatif untuk pengembangan.
Perusahaan-perusahaan harus secara cepat bereaksi terhadap masalah dan kesempatan yang tumbuh dari lingkungn bisnis modern. Lingkungan bisnis modern merujuk pada kombinasi faktor sosial, legal, ekonomi, fisik, dan politik yang mempengaruhi aktivitas bisnis. Lingkungan bisnis pada zaman informasi menimbulkan banyak tekanan terhadap perusahaan. Organisasi bisa saja menanggapi secara reaktif terhadap tekanan yang memang sudah ada, atau proaktif terhadap tekanan-tekanan yang bisa diantisipasi. Tanggapan perusahaan biasanya difasilitasi oleh teknologi informasi, yang dalam artian luas adalah sekumpulan komponen-komponen teknologi individual yang biasanya diorganisasi oleh Sistem Informasi Berbasis Komputer (CBIS). Dalam beberapa kasus, TI adalah satu-satunya solusi untuk menangani tekanan-tekanan bisnis.[1]
b. Pengertian Teknologi Informasi
Menurut Information Technology Association of America (ITAA), teknologi informasi adalah suatu studi, perancangan, pengembangan, implementasi, dukungan atau manajemen sistem informasi berbasis komputer, khususnya aplikasi perangkat lunak dan perangkat keras komputer. TI memanfaatkan komputer elektronik dan perangkat lunak komputer untuk mengubah, menyimpan, melindungi, memproses, mentransmisikan, dan memperoleh informasi secara aman.[2]
c. Perlunya Teknologi Informasi
Teknologi Informasi dewasa ini menjadi hal yang sangat penting karena sudah banyak organisasi yang menerapkan teknologi informasi untuk mendukung kegiatan organisasi. Teknologi informasi diterapkan untuk pengelolaan informasi yang dewasa ini menjadi salah satu bagian penting karena:
1) meningkatnya kompleksitas dari tugas manajemen;
2) pengaruh ekonomi internasional (globalisasi);
3) perlunya waktu tanggap (respon time) yang lebih cepat;
4) tekanan akibat dari persaingan bisnis.
2. Pengertian Dan Kegiatan Bisnis
a. Pengertian bisnis
Berdasarkan kamus bahasa indonesia, pengertian bisnis adalah usaha dagang, usaha komersial dalam dalam dunia perdagangan.
Menurut Hughes dan kapoor, 2001, Bisnis adalah suatu kegiatan usaha individu yang terorganisasi untuk menghasilkan dan menjual barang dan jasa guna mendapatkan keuntungan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.
Dalam pengertian secara luas bisnis sering diartikan sebagai keseluruhan kegiatan usaha yang di jalankan oleh seseorang atau organisasi secara teratur dan terus-menerus, baik berupa kegiatan pengadaan barang-barang atau jasa-jasa maupun fasilitas-fasilitas yang diperjualbelikan, dipertukarkan, atau ditwarkan dengan tujuan mendapatkan keuntungan finansial. Banyak organisasi atau yayasan berbisnis, sedangkan keuntungan yang di dapatnya yaitu daalam bentuk keuntungan sosial, seprti yayasan yang mengurus anak yatim dan semacamnya.[3]
b. Komunikasi Bisnis
Komunikasi bisnis pada umumnya diartikan sebagai korespondensi dan periklanan. Djoko Purwanto, dalam bukunya yang berjudul komunikasi bisnis, mengatakan bahwa “ Komunikasi bisnis aadalah komunikasi yang digunakan dalam bisnis. “ Adapun menurut (Curtis et al, 1988), “ Komunikasi bisnis meliputi pengiriman pesan-pesan di anntara orang, kelompok kecil masyarakat, atau dalam satu lingkungan atau lebih dengan tujuan untuk memengaruhi perilaku didalam suatu organisasi.” Komunikasi bisnis seperti halnya bidang Public Relation, menjadi semakin dibutuhkan oleh suatu organisasi atau perusahaan.
c. Faktor Bisnis
Faktor bisnis mempengaruhi perkembangan interaksi manusia dan komputer . Produk-produk yang dibuat, baik itu produk perusahaan, kelompok atau perorangan, semakin memudahkan terjadinya interaksi manusia dan komputer.
Persaingan bisnis yang semakin hari semakin ketat membuat mereka berlomba untuk merebut hati konsumen dengan produk yang lebih mudah digunakan. Tidak hanya itu, kemajuan teknologi informasi juga member warna pad kehidupan manusia. Sebagai contoh, perusahaan hardware berusaha untuk membuat produk yang memudahkan manusia memenuhi kebutuhannya. Banyak alat elektronik seperti ponsel, PDA, komputer yang semakin hari semakin fleksibel, yang semakin memudahkan manusia berinteraksi dengan mesin (komputer). Hal ini juga memicu perkembangan perangkat lunak yang lain, yang juga semakin memudahkan manusia berinteraksi dengan mesin.
Perkembangan tersebut tentu tidak lepas dari aspek bisnis. Prinsip ekonomi juga berlaku pada interaksi manusia dan komputer. Semakin banyak permintaan pasar, para penyuplai pun akan berusaha untuk memenuhinya.[4]
3. Peranan Teknologi Media Massa dalam Era Komunikasi Global
Teknologi komunikasi sebagaimana teknologi yang lain mempunyai dua sisi. Positif atau negatif. Teknologi itu bisa menghasilkan hal-hal yang bermanfaat, tak bisa juga digunakan secara salah oleh ketidak tahuan atau kesengajaan karenanya pembahasan mengenai era komunikasi global pada saat ini sangat relevan meskipun berbagai seminar dan pembahasan telah banyak dilakukan mengenai masalah ini. Relevan karena masalah-masalah yang dihadapi dan harus diantisipasi dari hari ke hari terus bertambah.
Hal ini tiada lain disebabkaan karena amat cepatnya berkembang teknologi komunikasi sehingga kadangkala amat sulit untuk diikuti. Arah pengembangan teknologi komunikasi semakin jelas menuju pada bertemu 2C, yakni: Computer dan Communication. Komponen communication termasuk di dalamnya satelit dan televisi.
Pada awalnya teknologi computer dan teknologi komunikasi berjalan sendiri-sendiri. Dan ketika kedua komponen ini menjadi datu, terjadilah suatu era yang seakan-akan perkembangannya sudah tidak bisa dibendung lagi.
Di satu sisi dia amat mempermudah hubungan antar manusia sehingga perkembangannya menjadi lebih merata dan cepat, di sisi lain dia menimbulkan dimensi perubahan yang berakibat pada perubahan struktur kelembangan masyarakat dan perilaku serta pandangan budaya.
Era komunikasi global telah diramalkan oleh beberapa futurolog. Pertama-tama adalah Alvin Toffler (1960) dalam bukunya The Third Wave (gelombang ketiga). Alvin Toffler membagi peradaban manusia di dalam tiga gelombang. Gelombang Pertama, era pertanian tradisional (5000 bc – 1600 ac). Gelombang Kedua, era industry (1600 – 1950), yang ketiga era Informasi (1950 – sekarang).[5]
Era pertanian tradisional ditandai oleh penggunaan energy yang bisa diperbaharui (renewable) berupa energy hewan dan manusia. Era industry ditandai oleh penggunaan energi yang tidk bisa diperbaharui (unrenewable) seperti batu-bara, minyak bumi, tenaga nuklir. Pada era industry, tingkat mobilitas dan komunikasi antar manusia berkembang dengan amat cepat. Tapi masih dibatasi oleh jarak dan waktu. Pada era informasi yang berkembang adalah komunikasi pikiran/ gagasan manusia. Penggunaan energy menjadi begitu sangat efesien karena telah diterapkan teknologi komputer. Mobilitas fisik manusia sangat tinggi tapi yang lebih cepat lagi mobilitasnya adalah mobilitas pikiran/ idea antara manusia yang telah melewati dan mengalahkan jarak dan waktu.
Ujung dari era informasi adalah bersatunya teknologi komputer dan teknologi komunikasi yang sekarang kita hadapi dan alami.
Futurolog lain yang terkenal adalah John Naisbitt yang menerbitkan dua buku masing-masing Megatrends (1980) dan The Global Paradox (1990). Dalam Megatrends John Naisbitt meramalkan 10 kecenderungan yang terjadi di era globalisasi, diantaranya berkembangnya ekonomi dunia atau global ekonomi, program-program jangka pendek menjadi program jangka panjang, sentralisasi menjadi desentralisasi, institusional help menjadi self help, hirarki menjadi networking, perkembangan di utara menjadi perkembangan di selatan, demokrasi perwakilan menjadi demokrasi partisipatif.
Dalam bukunya lain lain (The Global Paradox) John Naisbitt secara lebih rinci menggambarkan perkembangan dunia setelah tahun 2000. Dikatakan desentralisasi sudah semakin menguat, sehingga yang tumbuh dan berkembang adalah perusahaan-perusahaan kecil, kelompok-kelompok etnis dan bahasa-bahasa lokal berkembang dan diperjuangkan (kaitkan dengan kecenderungan pengertian bahasa asing menjadi bahasa Indonesia pada tanggal 20 Mei 1995).[6]
Perubahan-perubahan yang diramalkan oleh para futurolog itu merubah pranata-pranata sosial dan sikap hidup berbagai bangsa di dunia. Sebagai ilustrasi sukses pertemuan APEC dimana bertemu negara super power dan Negara berkembang dalam suatu forum dalam satu kesepakatan tidak pernah terbayangkan sebelumnya, khususnya pada era industry beberapa puluh tahun yang lalu.
Perubahan yang mendasar sesungguhnya adalah apa yang oleh Naisbitt dalam bukunya Megatrends telah dibayangkan sebagai perubahan dari institusional help menjadi self help. Artinya fungsi-fungsi kelembagaan telah diambil oleh individu-individu yang menggunakan perangkat teknologi komunikasi untuk saling berhubungan. Kalau sebelumnya individu-individu saling berhubungan melalui lembaga-lembaga apakah itu opereter maupun dalam skala yang lebih luas departemen atau negara, melalui internet dan E-mail individu-individu bisa saling dihubungkan melewati batas wilayah dan Negara. Yang terjadi adalah kontak-kontak bisnis maupun kontak-kontak kepentingan lain secara langsung tanpa hambatan antara satu individu dan individu di negara lain.
Yang menjadi ukuran bukan lagi apakah ia warga negara suatu negara industri atau bukan, dan ataukah ia warga negara satu negara yang lebih demokratis atau tidak. Yang menjadi ukuran adalah tingkat kredibilitas dan tingkat kepentingan dari masing-masing individu. Semakin tinggi kredibilitas dan kepentingan seseorang semakin tinggi pula dorongan untuk saling kontak dan saling berhubungan. Dalam situasi demikian karena sistim ini ternyata amat membantu perkembangan dan pertumbuhan bisnis dan dalam skala besar pembangunan ekonomi, negara-negara melonggarkan peraturan-peraturan dalam bentuk deregulasi sehingga mempermudah masing-masing individu untuk saling berhubungan. Perbahan dan sistim sentralisasi ke desentralisasi dan birokrasi ke privatisasi menjadi ciri dari berbagai kehidupan negara dan kebangsaan sebuah negara sekarang ini.
Kemudahan berkomunikasi didukung oleh teknologi komunikasi fiber optik, teknologi komunikasi tanpa kabel dan digital. Teknologi komunikasi fibe optik memungkinkan dikembangkannya saluran-saluran komunikasi tanpa batas baik signal audio video maupun data. Teknologi tanpa kabel memungkinkan perkembangan penggunaan jasa telephone (yang bisa juga dihubungkan dengan komputer) tanpa harus membangun infrastruktur yang rumit dan mahal. Pengembangan teknologi digital memungkinkan penggunaan saluran-saluran komunikasi lebih efesien dan berlipat ganda.
4. Cakupan Etika Bisnis
Etika bisnis akan memberikan pelajaran kepada para pelaku bisnis bahwa bisnis yang ‘’berhasil’’, tidak hanya bisnis yang menuai keuntungan secara material saja melainkan bisnis yang bergerak dalam koridor etis yang membawa serta tanggung jawab dan memelihara hubungan bauk antarmanusia yang terlibat di dalamnya. Jika disimpulkan, etika bisnis memiliki tujuan yang paling penting yaitu menggigah kesadaran tentang dimensi etis dari kegiatan bisnis dan manajemen. Etika bisnis juga menghalau pencitraan bisnis sebagai kegiatan yang’’kotor’’ penuh muslihat dan dipenuhi oleh orang-orang yang menjalankan usahanya dengan licik.
a. Prinsip-Prinsip Etika Bisnis
Sony Keraf (1991) dalam buku Etika Bisnis: Membangun citra bisnis sebagai profesi luhur, mencatat beberapa hal yang menjadi prinsip dan etika bisnis. Prinsip-prinsip tersebut dituliskan dengan tidak melupakan kekhasan sistem nilai dari masyarakat bisnis yang berkembang. Prinsip-prinsip tersebut antara lain adalah:[7]
1) Prinsip otonomi
2) Prinsip kejujuran
3) Prinsip berbuat baik dan tidak berbuat jahat.
4) Prinsip keadilan
5) Prinsip hormat pada diri sendiri
b. Bisnis Di Bidang Teknologi Informasi
Bisnis di bidang teknologi informasi memiliki tujuan dan format yang sama dengan bisnis-bisnis di bidang lainnya. Yang berbeda hanyalah obyek bisnisnya, yaitu teknologi informasi. Sesuai dengan kegiatan dalam dunia teknologi informasi maka bisnis di bidang ini dapat dibagi menjadi beberapa kategori sebagai berikut:
1) Bisnis di bidang industri perangkat keras.
Bisnis bidang ini merupakan bisnis yang bergerak di bidang rekayasa perangkat-perangkat keras pembentuk computer. Hal ini seperti yang dilakukan produsen-produsen perangkat keras seperti IBM, Compaq, Seagate, Cannon, Hewlet Packard dan lain sebagainya.
2) Bisnis di bidang rekayasa perangkat lunak.
Bisnis ini begerak di bidang rekayasa perangkat lunak atau perangkat lunak computer. Dalam lingkup yang kecil, bisnis ini bisa saja dilakukan oleh individu atau seseorang yang menguasai teknik-teknik rekayasa perangkat lunak. Teknik rekayasa yang dimaksud adalah kegiatan engineering yang meliputi analis, desain, spesifikasi, implementasi, dan validasi untuk menghasilkan produk berupa perangkat lunak yang digunakan untuk memecahkan masalah pada berbagai bidang.
Sedangkan dalam lingkup yang lebih besar, bisnis rekayasa perangkat lunak ini adalah seperti yang dilakukan oleh perusahaan perangkat lunak raksasa Microsoft, Corel Corporation, Adobe dan lain sebagainya yang melahirkan perangkat-perangkat lunak utama dalam operasional computer.
3) Bisnis dibidang distribusi dan penjualan barang
Setelah bisnis di bidang industri menghasilkan suatu produk, dalam hal ini adalah produk computer, maka bagian bisnis ini bertugas menjual dan mendistribusikan produk-produk industri tersebut. Bisnis teknologi informasi di bidang penjualan dilakukan oleh vendor-vendor computer dan tau individu-individu yang melakukan tugas sebaga salesman produk tersebut. Posisi sales dalam bisnis TI memegang peranan penting karena posisi tersebut merupakan ujung tombak keberhasilan industri TI pada umumnya. Seorang sales di bidang TI di samping harus memiliki persyarataan seprti sales pada umumnya- berpenampilan menarik,luwes, komunikatif, mampu berinteraksi dengan baik memiliki killer instinc yang bagus- juga harus memiliki penguasaan yang baik terhadap bidang TI sebagai product knowledge
4) Bisnis di bidang pendidikan teknologi informasi.
Bisnis di bidang pendidikan dilakukan mulai dari lembaga-lembaga kursus computer sampai pada perguruan tinggi di bidang computer. Seiring perkembangan yang pesat di bidang TI, Persaingan bisnis di bidang ini juga cukup ketat. Pendidikan di bidang TI bukan hanya berorientasi pada bagaimana mengoprasikan produk-produk hasil TI, tetapi juga bagaimana menciptakan, memelihara dan mengembangkan produk-produk tersebut.
5) Bisnis di bidang pemeliharaan teknologi informasi.
Banyak pelaku bisnis yang bergerak di bidang pemeliharaan prodik-produk TI. Pemeliharaan tersebut bisa saja dilakukan oleh pengembang melalui divisi technical support-nya atau ada juga yang dilakukan oleh lembaga-lembaga bisnis yang memang memiliki spesialisasi di bidang maintenance dan teknis.
c. Tantangan Umum Bisnis Di Bidang Ti
Berikut di bawah ini adalah beberapa hal yang merupakan tantangan pelaksanaan etika bisnis dalam dunia bisnis teknologi informasi seiring dengan perubahan dan perkembangan yang seiring kali terjadi secara revolusioner:[8]
1) Tantangan inovasi dan perubahan yang cepat.
Mengingat perubahan yang begitu cepat dalam bidang teknologi informasi, sering kali perubahan yang terjadi memberikan’’ tekanan ‘’bagi masyarakat atau perusahaan untuk mengikuti perubahan tersebut. Tidak jarang perusahaan harus melakukan investasi dan menanamkan modal untuk membeli peralatan-peralatan baru demi mengikuti perubahan tersebut. Sebagai contoh, munculnya system operasi Windows XP yang memiliki stabilitas dan keandalan tinggi menuntut upgrading perangkat keras yang dimiliki oleh perusahaan karena sistem operasi tersebut hanya bisa berjalan pada komputer yang memiliki spesifikasi tinggi pula.
Sementara itu, perusahaan yang melakukan investasi sering kali mengalami masalah karena ketidakcocokan antara keahlian tenaga kerja yang dimilikinya dengan yang dibutuhkan teknologi baru tersebut. Perusahaan yang mencoba menolak perubahan teknologi tersebut biasanya mengalami ancaman yang cukup besar sehingga memperkuat alasan untuk melakukan perubahan. Keuntungan ekonomis dari perubahan tersebut seringkali menjadi alasan pembenaran mereka dalam melakukan perubahan.
Untuk mengatasi masalah tersebut, perusahaan mempunyai tanggung jawab yang lebih besar untuk menyediakan lapangan kerja dan menciptakan tenaga kerja yang mampu bekerja dalam masa peralihan. Termasuk dalamnya adalah mendukung, melatih, dan mengadakan sumber daya untuk menjamin orang-orang yang belum bekerja memiliki keahlian dan dapat bersaing untuk menghadapi dan mempercepat perubahan.
2) Tantangan pasar dan pemasaran di era globalisasi
Persaingan yang ketat di era globalisasi tersebut menimbulkan banyak alasan bagi pelaku bisnis di bidang teknologi informasi untuk melakukan konsentrasi industri, misalnya dengan meningkatkan kemampuan saing, memudahkan pemodalan sehingga semboyan ‘’yang terkuat adalah yang menang ‘’ akan berlaku di dalam persaingan tersebut.
Selanjutnya, yang terkuat di dalam persaingan pasar akan menjadi pemegang kunci permainan dan sering kali menimbulkan distori dari tujuan semula dari sebuah pemasaaran. Monopoli adalah contoh yang paling ekstrim dari distorsi dalam pasar tersebut. Penyalahgunaan kekuatan pasar dalam bentuk monopoli merupakan perhatian klasik terhadap bagaimana pasar dan pemasaran dilaksanakan. Di bidang teknologi informasi, hal ini sudah mulai terlihat. Yang paling jelas adalah keberhasilan Miscrosoft dalam menguasai sebagian besar (kalau tidak bisa dikatakan seluruhnya) pemakai perangkat lunak di dunia. Kemampuan perusahaan nomor satu di bidang perangkat lunak tersebut dalam menguasai pasar sering kali menimbulkan pro dan kontrak.
3) Tantangan pergaulan internasional
Sering terjadi bahwa perusahaan internasional mengambil tindakan yang tak dapat diterima secara lokal di suatu negara. Banyak pertanyaan mendasar bagi perusahaan multinasional, seperti kemungkinan masuknya nilai moral budayanya ke budaya masyarakat lain, atau kemungkinan terjadi eksploitasi yang dilakukan perusahaan terhadap lubang-lubang perundang-undangan dalam sebuah negara demi kepentingan mereka.
Dalam praktiknya, perusahaan internasional memengaruhi perkembangan ekonomi sosial masyarakat suatu Negara. Mereka dapat menyukseskan aspirasi Negara atau justru malah menimbulkan frustrasi dengan menghambat tujuan nasional. Hal ini meningkatkan kewajiban bagi perorangan maupun industri untuk melaksanakan aturan kode etik secara internal maupun eksternal.
4) Tantangan pengembangan sikap dan tanggung jawab pribadi.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cepat, memberikan tantangan penegakan nilai-nilai etika dan moral setiap individu guna mengendalikan kemajuan dan penerapan teknologi tersebut bagi kemanusiaan. Dunia bisnis adalah dunia keputusan dan tindakan. Etika bersifat abstrak dan berkenaan dengan persoalan baik dan buruk, sedangkan bisnis adalah konkret dan harus mewujudkan apa yang telah diputuskan. Hakikat moral adalah tidak merugikan orang lain. Artinya, moral senantiasa bersifat positif atau mencari kebaikan. Dengan demikian, sikap dan perbuatan dalam konteks etika bisnis yang dilakukan oleh semua yang terlibat, akan menghasilkan sesuatu yang baik atau positif, bagi yang menjalankannya maupun bagi yang lain. Sikap atau perbuatan seperti itu dengan demikian tidak akan menghasilkan situasi ‘’win-lose’’, melainkan situasi ‘’win-win’’bagi kedua belah pihak.
Sebenarnya, inti etika bisnis yang pantas dikembangkan oleh setiap individu adalah pengendalian. Dalam hal ini, semua perlu menyadari bahwa keuntungan adalah motivasi bisnis. Yang ingin diatur oleh etika bisnis adalah bagaimana memperoleh keuntungan itu. Keuntungan yang dicapai dengan cara curang, tidak adil, dan bertentangan dengan nilai-nilai budaya dan martabat kemanusiaan, tidaklah etis.
5) Tantangan pengembangan sumber daya manusia.
Sebuah institusi bisnis, tidak hanya memiliki uang untuk kepentingan bisnis, tetapi juga sumber daya manusia yang berguna bagi pengembangan bisnis tersebut. Bisnis memiliki manajer yang berkompeten, tenaga keuangan yang profesional, tenaga ahli yang terampil, dan semua saling mendukung demi keberhasilan sebuah bisnis.
d. E-COMMERCE: Era Baru Bisnis TI dan Tantangan
Teknologi informasi melahirkan internet. Perkembangan pemakaian internet yang sangat pesat, salah satunya menghasilkan sebuah model perdagangan elektronik yang disebut electronic commerce (e-commerce).
Secara umum, dapat dikatakan bahwa e-commerce adalah sistem perdagangan yang menggunakan mekanisme elektronik yang ada di dunia perdagangan, di mana kegiatan perdagangan tersebut dilakukan secara elektronik dan online. Pembeli tidak harus datang ke toko dan memilih barang secara langsung, tetapi cukup melakuan browsing di depan komputer untuk melihat daftar barang dagangan secara elektronik. Jika mempunyai keputusan membeli, ia cukup mengisi beberapa form yang disediakan, kemudian mengirimkanya secara online. Pembayaran bisa dilakukan dengan kartu kredit atau transfer bank, dan kemudian pulang ke rumah menunggu barang datang.
Perkembangan e-commerce begitu pesat sehingga sampai saat ini belum ada definisi tunggal tentang sistem ini. Kesulitan menentuan definisi tersebut terjadi karena hampir setiap saat muncul bentuk-bentuk baru dari e-commerce yang sering digunakan adalah definisi dari electronic commerce expert group ( ECEG) Australia sebagai berikut:
Electronic commerce is broad concept that covers any commercial transaction that is effected via electronic means and would include such means as facsimile, telex, EDI, internet, and the telephone.[9]
Dari definisi, di atas dapat diartikan bahwa e-commerce tidak hanya digunakan dalam hal ‘’jual beli’’ saja, tetapi semua jenis transaksi komersial. Memang pada awalnya, sistem perdagangan elektronik ini dilakukan dalam bidang retail seperti misalnya jual beli buku, CD, peralatan elektronik melalui situs-situs toko online dalam word wide web (www). Tetapi pada perkembangannya, e-commerce sudah lebih jauh menjangkau bidang-bidang lain seperti perbankan dan jasa asuransi.
Kehadiran e-commerce diawali munculnya teknologi electronic data interchange (EDI) dan electronic credit card, automated teller machine dan telephone banking yang merupakan bentuk-bentuk e-commerce. E-commerce merupakan bidang multidispliner yang mencakup bidang teknik, multimedia serta bidang-bidang bisnis seperti pemasaraan, pembelian, penjualan, penagihan, pembayaran, dan lain sebagainya.
C. PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa:
a. Menurut Information Technology Association of America (ITAA), teknologi informasi adalah suatu studi, perancangan, pengembangan, implementasi, dukungan atau manajemen sistem informasi berbasis komputer, khususnya aplikasi perangkat lunak dan perangkat keras komputer. TI memanfaatkan komputer elektronik dan perangkat lunak komputer untuk mengubah, menyimpan, melindungi, memproses, mentransmisikan, dan memperoleh informasi secara aman.
b. Persaingan bisnis yang semakin hari semakin ketat membuat mereka berlomba untuk merebut hati konsumen dengan produk yang lebih mudah digunakan. Tidak hanya itu, kemajuan teknologi informasi juga member warna pad kehidupan manusia. Sebagai contoh, perusahaan hardware berusaha untuk membuat produk yang memudahkan manusia memenuhi kebutuhannya. Banyak alat elektronik seperti ponsel, PDA, komputer yang semakin hari semakin fleksibel, yang semakin memudahkan manusia berinteraksi dengan mesin (komputer). Hal ini juga memicu perkembangan perangkat lunak yang lain, yang juga semakin memudahkan manusia berinteraksi dengan mesin.
c. Perubahan yang mendasar sesungguhnya adalah apa yang oleh Naisbitt dalam bukunya Megatrends telah dibayangkan sebagai perubahan dari institusional help menjadi self help. Artinya fungsi-fungsi kelembagaan telah diambil oleh individu-individu yang menggunakan perangkat teknologi komunikasi untuk saling berhubungan. Kalau sebelumnya individu-individu saling berhubungan melalui lembaga-lembaga apakah itu opereter maupun dalam skala yang lebih luas departemen atau negara, melalui internet dan E-mail individu-individu bisa saling dihubungkan melewati batas wilayah dan Negara. Yang terjadi adalah kontak-kontak bisnis maupun kontak-kontak kepentingan lain secara langsung tanpa hambatan antara satu individu dan individu di negara lain.
d. Etika bisnis akan memberikan pelajaran kepada para pelaku bisnis bahwa bisnis yang ‘’berhasil’’, tidak hanya bisnis yang menuai keuntungan secara material saja melainkan bisnis yang bergerak dalam koridor etis yang membawa serta tanggung jawab dan memelihara hubungan bauk antarmanusia yang terlibat di dalamnya. Jika disimpulkan, etika bisnis memiliki tujuan yang paling penting yaitu menggigah kesadaran tentang dimensi etis dari kegiatan bisnis dan manajemen. Etika bisnis juga menghalau pencitraan bisnis sebagai kegiatan yang’’kotor’’ penuh muslihat dan dipenuhi oleh orang-orang yang menjalankan usahanya dengan licik.
2. Saran
Semoga setelah membaca makalah ini, para pembaca bisa mengaplikasikan teknologi informasi dan komunikasi dalam dunia ekonomi bisnis. Peluang bisnis yang sangat besar ini rugi sekali jika tidak dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Karena globalisasi membuat negara-negara saling berlomba untuk menjadi yang terbaik.
DAFTAR PUSTAKA
Ishadi. 1999. Prospek Bisnis Informasi di Indonesia. Cet. I. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar)
Sudarmawan dkk. 2007. Interaksi Manusia dan Komputer. (Yogyakarta: Andi)
Sutarman. 2012. Pengantar Teknologi Informasi. Ed.1. Cet.2. (Jakarta: Bumi Aksara)
Teguh Wahyono. 2006. Etika Komputer dan Tanggung Jawab Profesional di Bidang Teknologi Informasi. (Yogyakarta: Andi Offset)
[1] Sutarman, Pengantar Teknologi Informasi, Ed.1, Cet.2, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h.10
[3] Yeti Sumaryati, Melaksanakan Komunikasi Bisnis, (Bandung: CV Armico, 2010), h.13-15
[4] Sudarmawan dkk, Interaksi Manusia dan Komputer, (Yogyakarta: Andi, 2007), h. 7
[5] Ishadi, Prospek Bisnis Informasi di Indonesia, Cet. I, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999), h.45
[6] Ishadi, Prospek …, h.46
[7] Teguh Wahyono, Etika Komputer dan Tanggung Jawab Profesional di Bidang Teknologi Informasi, (Yogyakarta: CV Andi Offset, 2006), h.156
[8] Teguh Wahyono, Etika …, h.161
[9] Teguh Wahyono, Etika …, h.168
Tidak ada komentar:
Posting Komentar